Kita perlu ber-appreciate terhadap perusahaan-perusahaan ini karena sumbangannya yang besar terhadap pendapatan negara kita tercinta
Indonesian Corruption Watch (ICW) mengungkap ada 10 perusahaan terbesar Indonesia yang terdaftar di bursa saham menjadi pengutang pajak terbesar ke pemerintah pada 2008.
Perusahaan penghutang pajak terbesar tercatat di Bursa Efek Indonesia. Lima perusahaan teratas adalah
5. Indotambang Megah sebesar Rp 1,025 triliun
Satu-satunya perusahaan pertambangan batubara yang go public tahun 2007 adalah PT Indotambang Raya Megah Tbk, milik perusahaan Thailand, yang menghimpun dana Rp 3,2 triliun, nomor dua terbesar setelah PT Jasa Marga Tbk Rp 3,6 triliun.
Laba bersih semester I 2008 Indotambang Raya Megah naik
227 % menjadi $69,384 juta dibanding periode sama tahun sebelumnya yang meraih
laba bersih $21,19 juta. Keterangan kamis menyebutkan pendapatan bersih perseroan
naik jadi $516,36 juta dari $341,7 juta dan laba kotor naik jadi $151,53 juta
Indo Tambang merupakan produsen batubara ketiga terbesar di Indonesia dengan total produksi 19,6 juta ton pada 2006. Sekitar 85-90% dari total produksi diekspor ke berbagai negara Asia dan Eropa, antara lain Jepang, India, dan Korsel. Sumber daya tambang mencapai 1,50 miliar ton dan sumber daya batubara 235 juta ton.
Hingga semester-I 2007, anak usaha Banpu Public Company Ltd ini membukukan penjualan sebesar US$ 315,68 juta, naik 11,52% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Laba bersih melonjak dari US$ 60 ribu menjadi US$ 22,68 juta.
dari $85,11 juta. Sementara laba usaha naik jadi $96,84 juta dari $46,73 juta
dan laba sebelum pajak menjadi $95,93 juta dibanding tahun sebelumnya $36,97
juta.
4. Adaro Energy sebesar Rp 1,151 triliun
Adaro Energy merupakan induk usaha yang membawahi seluruh perusahaan di dalam Grup Adaro yang dibentuk bulan lalu. Anak usaha Adaro Energy adalah PT Adaro Indonesia, produsen batubara terbesar kedua di Indonesia, PT Indonesia Bulk Terminal yang mengelola pelabuhan, perusahaan perdagangan Coal Trade International, dan kontraktor tambang PT Sapta Indra Sejati.
Adaro merupakan perusahaan tambang batubara terintegrasi terbesar di Asia Tenggara, karena memiliki jasa kontraktor, perdagangan batubara, pelabuhan, dan pembangkit tenaga listrik.
Adaro Energy menguasai cadangan terbukti (proven reserve) batubara di Kalimantan Selatan hingga 876 juta ton dan sumber daya (resources) sebesar 2,8 juta ton. Setiap tahun, perusahaan ini mampu memproduksi batubara sampai 40 juta ton. Jumlah ini akan naik dua kali lipat menjadi 80 juta ton dalam lima tahun mendatang.
3. Astra Internasional Rp 1,779 triliun
PT Astra International Tbk atau lebih dikenal dengan Astra Group adalah salah satu kelompok bisnis terbesar di Indonesia, yang didirikan sejak tanggal 20 Februari 1957. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriage Singapura.
Divisi Usaha dan Anak Perusahaan
* Otomotif
o PT Toyota Astra Motor sebagai Agen Tunggal Pemegang Merk Toyota di Indonesia
o Auto 2000 sebagai salah satu Dealer Utama Toyota di Indonesia
o PT Astra Daihatsu Motor sebagai ATPM Daihatsu di Indonesia
o PT Pantja Motor sebagai ATPM Isuzu di Indonesia
o PT Astra Nissan Diesel Indonesia sebagai ATPM Truk Nissan Diesel di Indonesia
o PT Tjahja Sakti Motor sebagai ATPM BMW dan Peugeot di Indonesia
o PT Serasi Autoraya atau biasa dikenal dengan TRAC
o Mobil 88
o PT Astra Honda Motor sebagai ATPM motor bermerk Honda
o PT Astra Otoparts Tbk
* Agro industri
o PT Astra Agro Lestari Tbk
* Pelayanan Finansial
o PT Astra Credit Company atau biasa dikenal dengan ACC
o PT Toyota Astra Financial Services
o PT Asuransi Astra Buana dengan salah satu produk terkenalnya adalah Garda Oto
o PT Federal International Finance
o PT Bank Permata Tbk
o PT Surya Artha Nusantara Finance
* Alat-alat Berat
o PT United Tractors Tbk
o PT Traktor Nusantara
o PT Pamapersada Nusantara
* Teknologi Informasi
o PT Astragraphia Tbk
o PT SCS Astragraphia Technologies
* Infrastruktur
o PT Astratel Nusantara
o PT Intertel Nusaperdana
Bank Mandiri sebesar Rp 3,147 triliun
PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. (Templat:Idx) Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), bergabung menjadi Bank Mandiri.
Bank Mandiri dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan empat bank asalnya efektif mulai beroperasi sebagai bank gabungan pada pertengahan tahun 1999. Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang tersebut, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utamanya yang pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun, sebelum digantikan Agus Martowardojo sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005. Neloe menghadapi dugaan keterlibatan pada kasus korupsi di bank tersebut.
Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri.
HM Sampoerna sebesar Rp 3,455 triliun
T. Hanjaya Mandala Sampoerna (IDX: HMSP) adalah perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Maret 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris, perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun.
Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah Dji Sam Soe, A Mild. Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak masa awal perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga juga terkenal karena iklan-iklannya yang kreatif di media massa.
Sejarah
Sampoerna didirikan pada tahun 1913 di Surabaya oleh Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok dengan nama Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee yang kemudian berubah menjadi NV Handel Maastchapij Sampoerna.
Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis tersebut. Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.
Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa PT. Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan.
Pada tahun 2000, putra Putera, Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO.
Pada Maret 2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris.
Dan ada Tambahan Info nih gan...
Penyumbang-Penyumbang Pajak terbesar berdasar pada jenis industri...
PERBANKAN, mulai dari Mandiri Rp 3,147 triliun, BNI Rp 599 miliar, BCA Rp 504,635 miliar, BRI Rp 300,29 miliar, Bank Niaga Rp 258,369 miliar.
SEKTOR CONSUMER GOOD, mulai dari HM Sampoerna Rp 3,455 triliun, Indofood Rp 598,091 miliar, Bentoel Rp 563,496 miliar, Unilever Rp 320,447 miliar, Kalbe Farma Rp 177,9 miliar.
Sektor PERTAMBANGAN berasal dari Adaro Energy Rp 1,151 triliun, Indotambang Raya Megah Rp 1,025 triliun, Bumi Resources Rp 759,69 miliar, Tambang Bukit Asam Rp 563,097 miliar dan Medco Energy Rp 504,427 miliar.
INFRASTRUKTUR, UTILITY, & TRANSPORTATION, berasal dari Telkom Rp 739,688 miliar, Indosat Rp 268,891 miliar, Perusahaan Gas Negara Rp 147,263 miliar, Jasa Marga Rp 145,527 miliar dan Excelcomindo Pratama Rp 100,887 miliar.
data di dapat dari laporan keuangan per 31 Desember 2008 yang dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia.
3 Comments
wow fantastic
seandainya freeport milik pemerintah Indonesia, pasti bakal masuk jajaran 5 teratas penyumbang pajak terbesar..
itu segitu net apa udah di sunat orang pajak.