LPG 3 Kg Akan Naik

Pemerintah mengkaji beberapa opsi untuk mengatasi disparitas harga elpiji, salah satunya dengan menaikkan harga elpiji 3 kg. Pemerintah berjanji jika opsi itu yang diambil, tidak akan membebani masyarakat karena ada pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).

"Jika ada kenaikan harga 3 Kg maka maka yang dijadikan patokan adalah tidak akan membebani masyarakat," ujar Menko Kesra Agung Laksono dalam konferensi pers acara pelatihan tenaga penyuluh lapangan pengguna elpiji di Hotel Bumikarsa, Jakarta, Kamis (26/8/2010).

Agung menyakini hal tersebut bisa terealisasi karena subsidi harga elpiji 3 Kg yang diberikan pemerintah akan dialihkan ke subsidi langsung dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT). Dana BLT tersebut bisa diperoleh melalui dana pemerintah dalam APBN dimana uang negara akan membayar selisih harga elpiji 3 Kg yang dijual dengan harga pasar.

"Masyarakat tidak terbebani karena selisih kenaikan harganya akan diganti dengan BLT. Namun mengenai besar, mekanisme, bentuknya sekarang sedang dalam proses," ungkapnya.

Seperti diketahui, pemerintah sempat memberikan BLT sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM. Namun mulai tahun 2010, pemerintah sudah menghapuskan BLT sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM.

Agung menilai penyesuaian harga untuk menghilangkan disparitas harga elpiji 3 Kg dengan 12 Kg sangat diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya pengoplosan yang dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Keselamatan pengguna elpiji 3 Kg harus kita utamakan. Kita terus memproses proses formulanya. Sekarang tim bekerja terus," paparnya.

Hal ini diamini oleh Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri Ito Sumardi. Menurut dia, kegiatan pengoplosan memang akan terus terjadi jika disparitas harga antara elpiji 3 Kg dan 12 Kg terus ada.

Berdasarkan data Bareskrim Mabes Polri, sejak 2007 lalu terjadi 82 kejadian kecelakaan penggunaan elpiji. Dimana pengguna elpiji 3 kilogram mengalami kecelakaan 24 kasus dan 58 kasus sisanya untuk elpiji 12 kilogram.

Dari hasil investigasi tersebut menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan ternyata bukan karena tabung tapi juga disebabkan aksesoris paket perdana seperti selang, regulator, valve dan rubber seal.

Kecelakaan juga terjadi karena ada keterbaasan pengetahuan masyarakat serta adanya kegiatan pengoplosan.

Pengoplosan tersebut tidak hanya membahayakan nyawa pengguna elpiji 3 Kg, namun juga merugikan keuangan negara karena elpiji 3 Kg adalah barang yang masih disubsidi oleh pemerintah.

Ia mencontohkan, kerugian negara dari satu kegiatan pengoplosan di daerah Bantar Gebang mencapai Rp 2,6 miliar.

"Untuk itu, Kami harus melakukan upaya menghilangkan disparitas sehingga tidak ada upaya oplosan oleh pihak tidak bertanggung jawab," ungkapnya.

Artikel Terkait :

0 Comments

No comments yet. Be the first to leave a comment !
Leave a Comment

Next Post Previous Post
© 2010 Trik Sulap | English Text | Narrative Text | Recount | Spoof Story Author Bos Sulap